Minggu, 11 April 2010

SEJARAH SINGKAT DESA ADIPASIR

CIKAL BAKAL DESA ADIPASIR
Bab I
Desa yang bernama Adipasir asal usulnya saluran dari geger Mataram / geger Kraton Mataram.
Geger Kraton Mataram itu akibat dari perbuatannya Pangeran Diponegoro ketika tahun 1830.
Bab II
Adapun di Pulau Jawa ada beberapa keratin, tidak hanya Mataram saja. Seperti Cirebon, Banten, Kediri, Lumajang, Demoak dan sebagainya.
Semua ratu di tanah jawa dipangku oleh Ratu Kraton Mataram. Mula jaman dulu Kraton Mataram Sang ratu jejuluk Kanjeng Susuhunan Mangkurat, maksud Mangkurat manguku ratu. Sesudah umur lanjut pergi mertapa sampai meninggal di desa Tegalarum, mula sampai sekarnag jejuluk ratu itu Kanjeng Susuhunan Mangkurat Tegalarum.
Bab III
Kanjeng Susuhunan mempunyai saudara kandung bernama Pangeran Puger dan mempunyai putra sebelum menjadi ratu Pangeran Diponegoro
Setelah Susuhunan diangkat ratu, mempunyai putera jika tak salah bernama Sentot. Setelah Sentot. Setelah Sentot berumur 3 tahun Sang Ratu / kanjeng Susuhunan pergi mertapa sampai meninggal di Tegal Arum
Maka dari itu menurut pendapat Pangeran Puger selaku pamannya Diponegoro memutuskan bahwa Sentot yang diangkat ratu Mataram. Walaupun beliau usia 3 tahun ialah anak ratu. Bukan Pangeran Diponegoro yang lebih tua, karena Pangeran Diponegoro anak sebelum diangkat menjadi ratu. Setelah diangkat menjadi ratu Kanjeng Susuhunan melahirkan Sentot maka dari itu yang diangkat ratu adalah Sentot
Bab IV
Sentot diangkat menjadi ratu umur baru 3 tahun, belum sempurna pikirannya. Maka dari itu P. Diponegoro menjadi embar-embarnya Sentot, dan mengatur pemerintahan seluruh keratin Mataram.
Adapun yang menjadi embank-emban dalam istana yaitu Pangeran Suradipraya mengatur nara praja dalam istana antara lain, para tumenggung-tumenggung para naryaka-naryaka dan lagi para Alim Ulama, para wiku-siku / pandita dan para niyaga gamelan Keraton lagi pula para empu jimat kraton seperti keris, tumbak, dsb.
BAB V
Pada waktu tahun itu semua para ratu dipulau jawa merasakan enak dan kepenaknya yaitu adanya adil pala marta pasir wukir loh jinawi gemah aripah karta raharja. Subur kang sarwatinandur, murah kang sarwo tinuku, pari basan janman mara jamla mati, setan mara ya mati. Sebab ratu mataram itu sudah kabul pengonang onang dalam seluruh dunia suatu ratu yang sekti mandra guna sebab beliau mempunyai jimat berupa tumbak yang bernama : meriyam Nyai Setomi dan mariyam yang bernama : Kyai Barang Antong
BAB VI
Tan kocapa pada waktu itu dinegeri sepayol sudah ada Kulit Putih yang mendarat selaku telik durat mala dari negeri Nedeuland, utusan dari ratu Nedeulan yang bernama : Sri Baginda Maka Raja Putri Wilhelminah. Kulit Putih tersebut selama di negeri sepanyol langkah pertama purak-purak berdagang, sampai dapat hubungan dengan raja Sepanyol.
Lama kemudian Kulit Putih itu dapat menyampuri urusan pemerintahan negeri sepanyol, dan achirnya Ratu Sepanyol tunduk kepada Kulit Putih. Seterusnya Negara Sepanyol diadakan penjagaan yang lebih kuat dipimpin oleh serdadu Nedeulan.
Lama kemudian Kulit bPutih mempunyai cita-cita melebarkan sayapnya, terus menuju Negara Cirebon. Langkah pertama juga secara berdagang, lama kelamaan dapat hubungan dengan ratu Cirebon dan juga dapat campur dengan urusan pemerintah Cirebon, sampai ratu cirebon tunduk kepada Kulit Putih sebagaimana seperti ratu sepanyol.
Kulit putih terlalu terus hubungan dengan Negara Banten sampai ratu Banten tunduk kepada kulit putih.
Terus mrajalela hubungan lagi ratu Jawa Tengah Lumajang, kediri, demak db. Semua para ratu yang tunduk kepada Kulit putih peraturan pemerintah tahan diatur oleh kulit putih.
Setelah para ratu pulau Jawa tunduk kepada Kulit Putih, baru saja Kulit Putih masuk kedarah kraton mataram.
BAB VII
Pada waktu itu sudah masuk dalam daerah kraton mataram yang daerah tersebut dikuasai oleh ratu sentot. Pada waktu itu sentot sudah sampai usia, dan peraturan pemerintahan masih menjalankan menurut kakaknya (P. Diponegoro). Lama kemudian Kulit Putih (Belanda) dapat hubungan dengan Ratunya (Sentot), dan dapat sampai campur tangan urusan pemerintahan sampai sentot tunduk, sebab diancam oleh Belanda apabila tidak tunduk tanah Jawa akan dibuat tanah abang lemah irengan, terpaksa ratu sentot tunduk kepada peraturan Belanda.
Setelah sentot tunduk, Belanda membuat peraturan baru :
Melarang agama islam disiar-siarkan
Melarang membaca Qur’an
Agama supaya diganti agama Nasroni
Peraturan baru belum dileksanakan secara puas (luas), seketika ketahuan Pangeran Diponegoro sarombongannya.
Pada waktu itu Pangeran Diponegoro ngeluh kesah, terus P. Diponegoro menyerahkan jabatannya kepada sentot, purak purak akan mengasokan dir, sebab mengingat situasi kraton mataram hawanya(suasana) panas.
Lalu P Diponegoro meloloskan diri ke Negara Tegalreja. Dinegara Tegalreja P. Diponegoro menjalankan siasatnya kepada semua lapisan
Kepada lapisan masrakat islam
Kepada lapisan masrakat Kaumbinasi
Adapun propaganya kepada lapisan Islam, menuju langgar-langgar setiap masjid, setiap pondok pesantren, adapun propagandanya enak sekali, propaganda kepada masyarakat islam memakai pantun (tembang) di bawah ini :
Sinom
Gong alit penantung yuda
Bibit pasir sunwastani
Bendenana wong sajaman
Ora bakal sun unduri
Senajan mlebu geni
Nganti angairu awu
Pengarane pendok warna
Blumbang alit tur persagi
Saumure during ngandel wong ngawula
Arti
Gong alit tinantang yuda itu : bende tapi bukan bende gong perunggu, bende itu asalnya/ bibitnya : dari pasir yaitu dipandang pasir, dinegara jajiratul arab di mekah. Sebab dijajiratul Arab ada samodra pasir, ditengah-tengah samodra pasir adalah distulah pancuran wahyu illahi. Yang sekarang rim. Jadi bende tersebut yang bibitnya dari pasir yaitu Qur’an.
Setelah para kaum islam mendengar keterangan tembang tersebut, lalu ada penarian dari P. Diponegoro. Menerangkan bahwa ratumu sudah tunduk kepada peraturan Belanda, ima pemerintahan ima agama seakan akan agama islam akan ditumpes (diganti agama lain).
Lalu P. Diponegoro menanyakan seluruh masyarakat islam.
Jawab : Tidak terima sekali dan tidak rido.
Seterusnya masyarakat islam ditari oleh P. Diponegoro. Berani / tidak membrontak/ ngorak arik kraton mataram.
Jawab masyarakat : Berani asal dipimpin beliau
Lalu P. Diponegoro menyuruh kepada masyarakat islam menunggu slompret berbunyi (Komando) P. Diponegoro akan mencari puncuk dadakan untuk membrontak.
Terus propaganda kepada lapisan ke II (kaum binasi. Menuju ketiaptiap desa tiap kep. Desa (Penghulu).
Propagandanya dengan sair bunyinya sbb:
Jika kamu tetap tinggal diam
Nyatalah hanya kamu chiyarat
Pada tanah air
Bangsa dan igama
Berdosa berdosa kamu semua
Singsingkan lengan bajumu
Julurkan dua tanganmu
Bab VIII
Terus P. Diponegoro mencari dadakan, kebetulan Belanda akan membuat jalan kereta api, sekitarnya kraton mataram. Jalan kereta api menrajang kuburan (makamnya para leluhur) luluhurnya kraton mataram. Dilarang oleh P. Diponegoro tidak mau. Belanda tersebut bernama : Penderplas, Belanda tersebut mengancam kepada P. Diponegoro.
P. Diponegoro segera membuka perjanjian kepada para lapisan masyarakat lalu membunyikan selampret.
1. Doli dobret : Persiapan
2. Doli dobret : Berangkat
3. Doli dobret : Berkumpul disekitar kraton
4. Doli dobret : Bertempur (menyerang)
Kraton mataram keadannya mawud-mawud seperti kapuk silamba lamba, semua pegawai-pegawai kraton dalam istara, keluar melarikan diri mencari persembunyian dimana tempat untuk menjaga keslamatan diri.
Antara lain ada 4 orang yang melarikan diri bersama sama, dan dua (2) orang anak ratu mataram yang bernama Adipatianom dengan isterinya, dengan mengendarai kuda boncengan.
Peperangan terus menerus sampai lama 5 tahun
Peperangan di Jawa Tengah 3 tahun
Adapun empat (4) orang tersebut sampai didesa yang sekarang desa Adipasir.
Adapun 4 orang tersebut ialah :
Pangeran Suradipraya, selaku embank-emban dl : istana
Kyai Jlantah : Pimpinan Alim ulama dl : istana juga mempunyai kawan yang bernama kyai Branjawangsa (Kyai Gajah Nglayang) nama Gajah Nglayang, bermakam di Rakit
Kyai Bunut, selaku empu jimat dalam kraton mataram. Keris, tumbak dsb. Mempunyai kawan bernama :
Kyai Budug, selaku niyaga gamelan dalam istana, menjadi tukang gong. Lain gong prunggu tapi gong bambu. (bumbung). Sampai gong itu kebawa ke desa Adipasir. Sebab gong itu tidak dapat jatuh dari hidungnya, sebab gong tersebut terbalut-balut kotoran (umbel) dari hidungnya kyai bunut, yang sudah berwindu-windu lamanya

Sabtu, 10 April 2010

DUKUH SUWUK

ASAL MULA NAMA DUKUH SUWUK
DAN MISTERI PUNDEN

Asal mula nama dukuh Suwuk. Nama dukuh Suwuk diambil dari sebuah kata yaitu “Nyuwuk” yang artinya bertapa. Di dukuh yang sekarang dinamakan dukuh suwuk dahulu terdapat sebuah punden yang berdiri tegak dan letaknya di sebelah rumah seorang bapak Kepala Dukuh di daerah tersebut dan rumah disana masih sedikit dan jarang ditemukan. Punden yang terletak di dukuh suwuk tersebut sering digunakan orang-orang atau pendatang untuk memuja atau bertapa, dan kebanyakan mereka datang dari jauh dan warga di dukuh suwuk tersebut jarang yang pergi ke sana.
Selain tempatnya yang angker dan menyeramkan di sana juga banyak misteri-mistero yang belum bisa dipecahkan sampai sekarang. Dulu banyak orang-orang / pendatang yang datang ke punden tersebut, mungkin karean pengaruh Hindu - Budha masih sangat kuat. Setelah sekian lama dan waktu terus berjalan, punden yang dulu sangat ramai didatangi orang, mulai sepi dan jarang ada orang yang datang ke sana. Apalagi pengaruh islam sudah mulai melekat di masyarakat.
Dari dulu memang agama islam sudah ada disana, namun karena pengaruh Hindu – Budha belum bisa dihilangkan jadi masih ada beberapa orang yang terus melakukan pemujaan di tempat tersebut.
Karena punden tersebut sudah sepi dan hanya ada beberapa orang yang datang, lalu bapak kepada dukuh atau bapak kades akhirnya memutuskan untuk membongkar punden tersebut dan akan dijadikan mushola di sana. Bapak Kades pun melakukan pembongkaran punden dengan menyuruh 2 warga desa untuk membongkarnya. Pembongkaran punden pun dilakukan dan hanya sisa beberapa puing saja.
Beberapa hari setelah melakukan pembongkaran punden ada beberapa keanehan yang muncul. Dua orang warga yang dulu disuruh membongkar punden mengalami penyakit yang aneh, dan mereka seperti sudah diambang kematian. Namun, setelah sekian lama akhirnya sembuh. Namun setelah itu justru bergantian, Bapak Kades orang yang bertanggung jawab penuh dalam pembongkaran punden tersebut menderita penyakit aneh dan konon katanya penyakit yang diderita tidak bisa disembuhkan.
Apalagi sudah banyak pengobatan yang dicoba, namun tidak ada yang berhasil dan para dokter yang disuruh untuk mengobati jutsru memilih untuk berhenti mengobati apalagi di sela-sela pengobatan banyak terdapat keanehan yang muncul.
Setelah sekian lama sakit akhirnya Bapak Kades menghembuskan nafas terakhirnya. Ketika Bapak Kades belum meninggal, disana juga ada 2 orang warga yang menderita penyakit aneh. Yang satu mendadak gila atau hilang kesadaran dan yang satunya lagi sakit keras namun akhirnya bisa disembuhkan dan konon 2 warga tersebut tinggal bersebelahan dengan punden. Dan sampai sekarang punden itu masih ada dan menjadi misteri yang belum dapat dipecahkan.